top of page

Keresahan Freddy Gebze, Dijawab  oleh Seniman

  • Iksan
  • Oct 8, 2018
  • 3 min read

Bupati Freddy saat melihat persiapan bersama penanggung jawab kegiatan Ilham Laitupa


Merauke, - Dalam beberapa pekan terakhir, ada lebih dari dua event yang dibuat oleh seniman. Menariknya disetiap event itu, orang nomor satu di Pemerintah kabupaten Merauke selalu hadir, bahkan sangat menikmati event yang berlangsung itu.

Melihat itu, sejumlah aktivis kepemudan dan organisasi kemasyarakat angkat bicara. Wakil Ketua I Dewan Pengurus Daerah (DPD) Barisan Merah Putih Republik Indonesia (BMP-RI) Jefrry Gultom bilang, seniman mampu menjawab keresahan Bupati, Frederikus Gebze, SE, M.Si melihat realita yang ada. “Kenapa saya bilang begitu, saya menyakini, ada begitu besar keresahan yang ada dalam pikiran pak Bupati,”

Dasar analoginya, kata Jefrry Gultom, Bupati Freddy, pada saat event mural competition pernah mengungkapkan kalimat, mind set setiap kegiatan atau event harus diubah. “Mind set yang selama ini, perlu kita rubah. event bukan melulu bicara uang. Kegiatan ini, buktinya, tidak panitianya, karena kita semua yang ada di sini panitianya,” kata Jefry Gultom menirukan penyampaian bupati Freddy Gebze.

Sebenarnya dugaan Jefrry Gultom, setelah melalui berbagai diskusi panjang bersama rekan – rekan aktivis, menemukan titik temu. Bupati Freddy latar belakangnya adalah aktivis Forum Kota (Forkot) di Jakarta. “Bupati Freddy, kami yakin dan menyadari betul berbagai event yang pernah dilakukan sewaktu masih menjadi aktivis. Event super besar, berskala nasional, paling banter biaya yang dihabiskan sekitar ratusan juta. Tidak sampai lebih dari 1 miliar Rupiah,” kata Jefry Gultom. Itu kegiatan skala nasional yang melibatkan peserta dari Sabang sampai Merauke.

Namun kalau kegiatan skala daerah, lanjut Jefrry Gultom, banteran dana yang dibutuhkan sekitar 500 juta. ”Itu sudah luks, dan mewah.” Namun kalau ada event itu dibuat dengan budaya gotong royong, satu hati satu tujuan, modalnya paling banter habis 300 juta saja. “Itu sudah bisa buat event skala nasional, dengan menghadirkan orang dari Pemerintah Pusat,” tandas Jefrry Gultom.

Yang selama ini, terjadi, Jefrry Gultom mengaris bawahi, event yang dibuat di Merauke, untuk jalan santai saja, tanpa door prize biayanya paling rendah 500 juta. “Itu pun peserta ada yang kecewa ,karena tidak kebagiaan air,” tutur Jefrry Gultom.

Melihat beberapa event yang dibuat seniman, menurut Jefrry Gultom, telah menjawab keresahaan Bupati Freddy Gebze. “Itu, poin utamanya. Dengan biaya super minim, event boombastik bahkan terbesar bisa terwujud. Karena ada kesamaan konsep, untuk bersama melakukan sesautu yang membawa dampak postif, penuh kreatifitas, kebersamaan dan tanggung jawab,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPD Angkatan Muda Pemersatu Rakyat (AMPERA) kabupaten Merauke, Alfi Syahri yang juga mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Merauke, punya sudut pandang yang sedikit berbeda. “Saya melihat event yang dibuat ini, visi yang ingin dicapai, dan melalui misi yang dibawa dengan melakukan aktivitasnya mampu terwujud,” ucap Alfi Syahri.

Dan inilah persoalan yang selama ini, kata Alfi, membuat pembangunan baik skala nasional, hingga ke daerah tidak dapat terpenuhi, karena potensi yang dipakai untuk mencapai Visi tidak maksimal dilakukan. “teman-teman seniman , saya melihat mereka bisa melakukan itu. Visinya jelas, misi untuk mewujudkan visi itu kongkrit, dan potensi yang digunakan luar biasa maksimal, bahkan mereka mampu memacu potensi-potensi diluar diri seniman untuk luar biasa pula,”

Potensi seniman membuat karya dalam bentuk lukisan, dan itu mereka curahkan secara maksimal sesuai dengan kemampuan terbaik yang dimiliki. Kemudian sponsor dari event yang dibuat pun sangat total mengerakkan potensi yang mereka miliki untuk membantu konsep yang dibuat seniman, bahkan turut memperkaya konsep yang dibuat seniman. “Akhirnya hasilnya sangat luar biasa,” jawab Alfi Syahri.

Ditegaskannya, semangat semboyan, salam persaudaraan untuk anak-anak Merauke yakni Izakod Kai, Izakod Bekai, benar-benar menjadi roh dan kekuatan event yang dibuat oleh seniman bersama rekan-rekan komunitas. Roh dan kekuatan satu hati, satu tujuan, saya berani katakan baru bisa wujudkan oleh seniman. “Itu sudut pandang yang saya lihat. Mereka merancang konsep dengan semangat itu, satu hati, satu tujuan. Bersama saling mencari kesamaan konsep, kemudian bersama –sama mewujudkan konsep yang dibuat, maka lahirlah iven yang sederhana menjadi super mewah, tapi hemat biaya, sebab ada gotong royong disitu,” tandas Alfi Syahri.

Komunitas yang tergabung di Aksi Peduli Sulteng di Taman LIBRA Jl. Brawijaya Merauke

Komunitas Perupa Merauke,

Kegiatan Komunitas Mudicini yang tergabung di Aksi Peduli Sulteng di Taman LIBRA Jl. Brawijaya Merauke


Komunitas Photography Titik NOL,

Komunitas Kandara Scuter dan Regae Music Merauke,

Komunitas PSK Penyedia Seduh Kopi Merauke,


コメント


Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

CONTACT US

Sekertariat Kantor Bupati Merauke 

Jl. Brawijaya  Merauke

OPENING OFFICE

Saturday: 12:00am - 5:00pm​
Sunday: 9:00am - 7:00pm

© 2017 by On The Stage.

bottom of page